ANTARA TAPE &
TEMPE
Bagimana aku bisa merasa
begitu terpuruk saat aku belum memiliki kesempatan yang tepat untuk dengan
bahagia mengatakan “aku berhasil”.
Bukan gagal
ungkapan yang tepat saat kita tak mampu meraih apa yang kita inginkan. Hanya
saja saat itu bukan waktu terbaik untuk kita. Bukan karena Dia tak memihak kita
saat Dia tak memberikan apa yang kita hajatkan. Tapi apa yang ia sajikan
setelahnya adalah sesuatu yang kita butuhkan, sesuatu yang pasti menjadi hal
terbaik untuk kita, sesuatu yang tidak lagi diragukan manfaat serta barokahnya.
Seorang pengarung sastra
pernah mengungkapkan sabuah keindahan kata, “karena yang terindah adalah
rahasia”. Bagaimana bisa yang terindah adalah sebuah rahasia? Sedangkan sesuatu
yang belum kita ketahui dengan pasti hanya akan membuat diri ini mati rasa jika
terus menanti untuk hanya sekedar mengerti. Seseorang yang benar-benar kuingin
berkata padanya “untuk jangan menyerah” pernah sekali membisikkan suatu
rangkaian pembentuk kata kepadaku. “Tentu saja yang terindah adalah sebuah
rahasia, karena sesunggunnya hanya Sang Pemilik Rahasialah yang tentu paling
memahami keindahan di balik rahasiaNya”.
Aku tak mengerti, dan juga
tak bisa memahami bagaimana Dia mampu menciptakan suatu keindahan yang
benar-benar indah, jika kita mampu memahami skenarioNya yang tak bisa dipahami
hanya dengan mengerti, menekuni setiap lafadz-lafadzNya yang menyimpan segala
jawaban, juga mendalami isyarat-isyarat tersiratNya yang lunglai menuai seribu
satu arti. Saat aku memutuskan untuk mengatakan hidup ini akan bahagia jika
seperti hidupnya atau seperti hidup mereka. Atau senang sekali jika bisa
memiliki seperti apa yang yang dimilikinya atau dimiliki mereka. Saat itulah aku
tak bisa mengarungi makna suatu masa terbaik yang Dia bingkiskan untuk hal
terbaik dalam hidupku.
Seorang pembuat tempe
takkan memberi ragi sebanyak seorang pembuat tape, karena hal itu tentu akan
mempengaruhi kualitas tempe buatannya. Seperti itulah Penciptamu menentukan hal
terbaik dalam hidupmu. Dia takkan menghiasi jejak langkah hidupmu dengan
sesuatu yang hanya akan menjadi penghambat bagimu untuk menuju sesuatu yang
sebenarnya menjadi tujuan hidupmu. Bukan suatu kemewahan yang melimpah,
kesenangan yang di dapat hanya dengan mengedipkan mata, atau bahkan pangkat
yang berjajar, adalah sesuatu yang
mengahadiahkan sebuah kebahagiaan juga kepuasan. Tapi apabila kita mampu
bersyukur atas sebutir nasi atau seteguk air, saat itulah kita merasa hidup ini
indah dan tak menginginkan apa yang menjadi hak orang lain. Dan disaat
seseorang lain bisa menikmati nikmat yang Tuhan titipkan kepada kita, saat
itulah kita memiliki sesuatu yang melimpah.
Kini aku memahami dengan
pemahaman sederhanaku. Dia telah indah merangkai kisah indah deru nafas
keindahan hidupku, dengan seindah-indahnya keindahanNya.